Universitas
Negeri Jakarta, adalah salah satu universitas yang sudah cukup terkenal di
daerah Jakarta. Universitas ini biasa disebut UNJ. UNJ adalah satu – satunya
universitas pendidikan negeri yang ada di Jakarta. Namun, semakin bergilirnya
waktu, apakah status ini masih tetap bertahan sampai saat ini? Apakah
keeksistensian UNJ sebagai Universitas Pendidikan Negeri masih tetap terjaga di
tengah gempuran era globalisasi? Apa saja isu – isu terhangat yang terjadi di
UNJ akhir – akhir ini?
Untuk mengetahui hal ini saya melakukan wawancara ke beberapa masyaratak di sekitar kampus UNJ khususnya di kampus A yang menjadi pusatnya. Di mulai dari mewawancarai mbak pedagang kantin yang usianya sekitar 22 tahun. Akan tetapi, karena mbak itu diawal sudah menolak untuk diwawancarai lebih lanjut ketika saya menanyakan tentang isu – isu yang sedang hangat di UNJ. Akan tetapi, ia menolak karena tidak tahu menahu tentang keadaan kampus, sebab ia disana hanya ingin mencari penghasilan saja, ia sangat tidak peduli dengan keadaan kampus.
Setelah
itu saya mewanwancari salah seorang satpam yang menjaga Gedung Rektorat UNJ.
Lagi – lagi, saya belum mendapatkan jawaban yang cukup menjawab pertanyaan
saya. Meskipun begitu, Pak Satpam ini sempat menyinggung tentang masalah demo
mahasiswa karena adanya kasus asusila yang terjadi di Fakultas Ilmu Sosial
beberapa hari lalu. Namun, ketika hendak saya wawancarai tentang hal ini lebih
lanjut, Ia menolak lantaran takut salah berbicara.
Orang
ketiga yang saya wawancarai adalah satpam yang bertugas menjaga di daerah depan
UNJ. Satpam ini bernama Pipin. Mas Pipin bekerja di UNJ sejak bulan OKtobere
2014. Ketika saya bertanya tentang isu yang sedang hangat di UNj, Mas Pipin
tidak dapat memberikan tanggapannya. Sebab ia tidak mengerti tentang masalah –
masalah ataupun isu – isu yang terjadi di UNJ. Yang Ia tahu hanya tentang
keadaan lalu lintas di sekitar bagian depan UNJ, karena di bagian situlah
tempatnya bekerja. Namun, dari Mas Pipin saya mendapatkan sebuah pengetahuan
baru tentang keadaan masyarakat UNj lainnya. Diaman masih banyak masyarakat UNJ
apalagi mahasiswa yang suka melanggar peraturan. Jika kita berjalan ke bagian
depan UNJ kita akan melihat beberapa batas – batas dari tali, ternyata itu
adalah sebuah pembatas dan sebagai pemberitahuan tentang larangan berhenti atau
parker di daerah tersebut, akan tetapi masih banyak mahasiswa yang suka
melanggar dengan sejuta alasan pembelaan diri ketika ditegur.
Dan
orang berikutnya yang saya wawancarai adalah Pak Jimmy, seorang teknisi UNJ
yang bekerja sejak Januari 2015. Ketika saya Tanya ke Pak Jimmy tentang isu
terhangat di UNJ, Pak Jimmy menjawab tentang kasus tindakan asusila yang
terjadi di FIS. Menurut beliau, hal ini tidak seharusnya terjadi di UNj karena
cukup membuat nama UNj tercoreng. Lalu, Pak Jimmy pun bercerita tentang
keluhannya selama bekerja di Unj. Sedihnya, lagi – lagi keluhan ini ditujukan
kepada para mahasiswa yang mayoritas mengisi kampus. Keadaan mahasiswa yang
semakin memprihatinkan. Pak Jimmy sering bercerita bahwa banyak mahasiswa yang
sering melakukan tindakan asusila di bagian tangga darurat. Ini cukup
membuatnya kesal karena menambah pekerjaannya.
Dari
hasil wawancara saya tersebut, meskipun belum maksimal ada sedikit kesimpulan
yang dapat saya tarik yaitu keadaan kampus UNj yang menggambarkan UNj sebagai
kampus pendidikan sudah semakin tergerus. Hal ini ditandai dengan terjadinya kasus
asusila di FIS yang melibatkan dosen dan juga mahasiswa. Ini adalah tugas kita
bersama sebagai masyarakat UNJ untuk memperbaiki keadaan ini. Jangan sampai
kita bekerja ataupun kuliah di UNJ tetapi kita tidak mengetahui apa saja yang
terjadi di tempat kita bekerja ini, di tempat kita kuliah ini. ( Tangerang, 9
Mei 2015 )
Nama :
Halimah Prasetyaningrum
Jurusan :
Matematika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar