welcome to my blog

berbagi ilmu untuk mencerdaskan anak bangsa

Sabtu, 09 Mei 2015

Sebuah Cerita dari Sisi Lain


Universitas Negeri Jakarta merupakan universitas negeri yang berada di Jakarta yang merupakan Ibukota Indonesia, yang menjadi pusat pemerintahan, perindustrian, dan lain sebagainya. Banyak isu-isu yang sedang berkembang di kampus ini. Beberapa ulasan mengenai isu yang ada di kampus ini saya ceritakan berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan pada hari Jumat (9/5), berikut laporannya.

Jimi (narasumber) berprofesi sebagai teknisi gedung di Kampus A Universitas Negeri Jakarta. Beliau telah bekerja selama kurang lebih empat bulan. Sebelum bertemu dengan Pak Jimi, saya telah mencari beberapa calon narasumber, seperti penjaga kantin, satpam, namun mereka enggan untuk diwawancarai karena merasa tidak mengetahui isu-isu yang ada di Kampus A Universitas Negeri Jakarta.

Setelah lama berkeliling kampus A, Alhamdulillah akhirnya bertemu dengan Pak Jimi. Mengenai isu kampus, Pak Jimi menjelaskan bahwa isu yang beliau ketahui hanya isu terbaru yaitu kasus asusila yang terjadi di FIS. Menurutnya hal ini tidak seharusnya terjadi, sangat disayangkan sekali hal ini terjadi di kampus yang dikenal sebagai kampus pendidikan. Kejadian ini menjadi tamparan bagi kita, bahwa ternyata di tempat mencari ilmu masih memungkinkan terjadi hal-hal seperti ini.

Selain masalah ini, Pak Jimi juga menceritakan mengenai isu yang ada di lingkungan pekerjaannya. Beliau menuturkan di lingkungan pekerjaan kondisinya baik-baik saja. “Ketika karyawan bekerja dengan baik sesuai dengan prosedur, maka pekerjaan akan berjalan dengan baik pula” ujar Pak Jimi. Masalah pekerjaan dan rekan-rekan dari Pak Jimi sejauh ini baik-baik saja.

“Kalau dari pekerjaan tidak ada masalah, yang saya lihat di mahasiswa dan mahasiswinya, beberapa mahasiswa pulang terlalu malam,  hal itu sangat tidak baik” ujar Pak Jimi. Beberapa kali pak Jimi menemukan mahasiswa yang masih di kampus hingga malam, bukan untuk keperluan mengerjakan tugas kuliah atau organisasi, melainkan hanya nongkrong saja. Lebih menghawatirkan lagi, Pak Jimi bercerita, bahwa beliau pernah memergoki mahasiswa dan mahasiswi yang berduaan di tangga darurat. Beliau melihat mereka dari cctv gedung, setelah itu mereka dikejar dan tertangkap. Beliau menyampaikan, seharusnya mahasiswa tidak melakukan hal itu. Karena sangat tidak pantas bagi orang yang berpendidikan dan seharusnya paham mengenai hal tersebut.

Itu saja pendapat yang disampaikan Pak Jimi, mungkin dikarenakan beliau masih baru bekerja di Universitas Negeri Jakarta, sehingga belum banyak yang beliau ketahui mengenai kampus ini. Di akhir wawancara, beliau menyarankan saya untuk mewawancarai atasannya di kantor Building Management lantai 10 Gedung Dewi Sartika. Namun karena waktu sudah mendekati azan maghrib saya memutuskan untuk tidak mewawancarai atasan Pak Jimi.

Dari hasil wawancara saya simpulkan bahwa, ternyata isu-isu yang ada di Universitas Negeri Jakarta tidak seluruhnya diketahui oleh seluruh masyarakat kampus. Di setiap profesi yang ada di Universitas Negeri Jakarta ternyata memiliki cerita atau masalah yang berbeda-beda. Seperti kasus yang diceritakan Pak Jimi, saya pun baru mendengar hal tersebut. Perlu digiatkan kembali usaha-usaha untuk menjaga mahasiswa agar tidak melakukan kegiatan yang tidak baik, seperti budaya salim unj yaitu GST atau Gerakan Setengah Tujuh. Budaya ini dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan. Penjagaan terhadap mahasiswa dalam hal ini juga merupakan salah satu bentuk advokasi mahasiswa. Sekian laporan hasil dari wawancara yang saya lakukan, semoga dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.


Retno Wulandari

Kelompok 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar